JAKARTA - Saat bertemu OTOMOTIF untuk melakukan sesi pemotretan, paras wajah Steven Tan masih tampak sumringah. Lantaran keberhasilannya sebagai The King of Yaris Show Off (YSO) 2011 region Jakarta di Central Park, Jakbar, (1-2 Okt) lalu, yang merupakan awal sepak terjangnya pada ajang kontes taraf nasional.
Steven pun bertutur seputar ubahan pada Toyota Yaris S miliknya kali ini, dengan menggabungkan berbagai aliran modifikasi. Seperti audio yang mengedepankan unsur hi-tech dengan beragam peranti gadget terkini, interior maupun eksterior yang sudah berbalut cutting sticker. Meski begitu unsur performa tetap dijadikan menu utama, dengan menyasar sektor mesin yang diupgrade lebih powerful dari versi sebelumnya.
"Sejak awal main modifikasi mobil memang lebih menyukai upgrade mesin ketimbang tampilan. Sewaktu masih punya Honda Jazz VTEC sampai ganti pakai Yaris, ubahannya masih sebatas NA (Naturally Aspirated). Tapi kali ini levelnya dinaikkan agak ekstrem pakai sistem turbo," ungkap mahasiswa Raffles Design Institute ini.
Sejatinya lajang 17 tahun ini memang mengidamkan modifikasi seperti ini, lantaran kegemarannya mengaspal di trek lurus 402 meter, yang mengutamakan speed demi bisa menorehkan waktu tercepat. Tak heran jika power mesin 1.500 cc bawaan Yaris kelir putih ini, dilecut demi mendapatkan tenaga seoptimal mungkin.
Untuk perangkat turbo kit-nya sendiri sengaja pakai versi bolt on, supaya tak mengubah konstruksi pada mesin standar. Mulai rumah keong sampai intercooler."Awalnya saya pengin sistem turbonya pakai full HKS. Karena belum ada buat Yaris akhirnya pakai produk Zage, yang sudah tersedia versi bolt on-nya. Sedangkan silicon house, blow off, circle earth sampai turbo timer semuanya full HKS," jelas Steven.
Reyner Christian dari rumah modifikasi Asco Motor Sport di Kelapa Gading, Jakut, yang berperan sebagai desainer performa dapur pacu, dipaksa kerja ekstra. Lantaran mesti melakukan ubahan beberapa kali pada bagian down pipe, demi memaksimalkan power mesin 1NZ-FE bawaan Yaris ini. "Sebelum dicustom memang tenaga tidak bisa seperti sekarang," yakin Steven.
Dapur pacu memang tetap menggunakan suku cadang bawaan mobil, agar tidak tersingkir saat sesi scruteneering. Pasalnya, gelaran YSO yang sudah menjadi agenda tahunan PT Toyota Astra Motor selaku APM (Agen Pemegang Merek) Yaris di Tanah Air ini, memang mewajibkan seluruh pesertanya untuk tetap mempertahankan unsur daily use. Termasuk tidak melakukan ubahan terlalu ekstrem pada komponen jeroan mesin standarnya.
Supaya upgrade performa mesin yang menganut metoda plug and play ini bisa menghasilkan output yang diinginkan, Reyner melakukan penyempurnaan dengan mengganti ECU standar pakai unichip Dastek Q+. Lantaran diyakini mampu membaca kebutuhan mesin lebih presisi, sesuai permintaan dari sistem tambahan yang sudah terpasang.
Hasilnya dibuktikan di atas mesin Dyno test. Untuk pemakaian harian turbo hanya diboost 0,4 bar, dengan level tertinggi 0,77 bar. Lewat settingan ini mampu menghasilkan tenaga maksimum 214 dk pada putaran 6.000 rpm. Sementara torsi yang dihasilkannya mencapai 264,6 Nm di kitiran 5.500 rpm.
Supaya tenaga mesin tidak terbuang percuma, kopling set mesti menggunakan material yang tahan banting. Lantaran pengalaman Steven pada mobil terdahulu, hingga membuat gear box besutannya tadi jebol akibat tidak sanggup meladeni power berlebih. Itu sebabnya Reyner mengganti kopling set standar dengan ACT tipe heavy duty, untuk menghindari kejadian yang sama pada Yaris manual ini.
Sektor pengereman terutama roda depan ikut disempurnakan, agar mampu menghentikan laju kecepatan Yaris ini. Diamater cakram depan agak dilebarkan dengan mengganti piringan standar pakai Willwood 309 mm, dilengkapi kaliper 4 pot dari produk sejenis. Daya cengkeram brake pad juga dioptimalkan pakai Endless CC-RG50-800 derajat. (mobil.otomotifnet.com)
Steven pun bertutur seputar ubahan pada Toyota Yaris S miliknya kali ini, dengan menggabungkan berbagai aliran modifikasi. Seperti audio yang mengedepankan unsur hi-tech dengan beragam peranti gadget terkini, interior maupun eksterior yang sudah berbalut cutting sticker. Meski begitu unsur performa tetap dijadikan menu utama, dengan menyasar sektor mesin yang diupgrade lebih powerful dari versi sebelumnya.
"Sejak awal main modifikasi mobil memang lebih menyukai upgrade mesin ketimbang tampilan. Sewaktu masih punya Honda Jazz VTEC sampai ganti pakai Yaris, ubahannya masih sebatas NA (Naturally Aspirated). Tapi kali ini levelnya dinaikkan agak ekstrem pakai sistem turbo," ungkap mahasiswa Raffles Design Institute ini.
Sejatinya lajang 17 tahun ini memang mengidamkan modifikasi seperti ini, lantaran kegemarannya mengaspal di trek lurus 402 meter, yang mengutamakan speed demi bisa menorehkan waktu tercepat. Tak heran jika power mesin 1.500 cc bawaan Yaris kelir putih ini, dilecut demi mendapatkan tenaga seoptimal mungkin.
Untuk perangkat turbo kit-nya sendiri sengaja pakai versi bolt on, supaya tak mengubah konstruksi pada mesin standar. Mulai rumah keong sampai intercooler."Awalnya saya pengin sistem turbonya pakai full HKS. Karena belum ada buat Yaris akhirnya pakai produk Zage, yang sudah tersedia versi bolt on-nya. Sedangkan silicon house, blow off, circle earth sampai turbo timer semuanya full HKS," jelas Steven.
Reyner Christian dari rumah modifikasi Asco Motor Sport di Kelapa Gading, Jakut, yang berperan sebagai desainer performa dapur pacu, dipaksa kerja ekstra. Lantaran mesti melakukan ubahan beberapa kali pada bagian down pipe, demi memaksimalkan power mesin 1NZ-FE bawaan Yaris ini. "Sebelum dicustom memang tenaga tidak bisa seperti sekarang," yakin Steven.
Dapur pacu memang tetap menggunakan suku cadang bawaan mobil, agar tidak tersingkir saat sesi scruteneering. Pasalnya, gelaran YSO yang sudah menjadi agenda tahunan PT Toyota Astra Motor selaku APM (Agen Pemegang Merek) Yaris di Tanah Air ini, memang mewajibkan seluruh pesertanya untuk tetap mempertahankan unsur daily use. Termasuk tidak melakukan ubahan terlalu ekstrem pada komponen jeroan mesin standarnya.
Supaya upgrade performa mesin yang menganut metoda plug and play ini bisa menghasilkan output yang diinginkan, Reyner melakukan penyempurnaan dengan mengganti ECU standar pakai unichip Dastek Q+. Lantaran diyakini mampu membaca kebutuhan mesin lebih presisi, sesuai permintaan dari sistem tambahan yang sudah terpasang.
Hasilnya dibuktikan di atas mesin Dyno test. Untuk pemakaian harian turbo hanya diboost 0,4 bar, dengan level tertinggi 0,77 bar. Lewat settingan ini mampu menghasilkan tenaga maksimum 214 dk pada putaran 6.000 rpm. Sementara torsi yang dihasilkannya mencapai 264,6 Nm di kitiran 5.500 rpm.
Supaya tenaga mesin tidak terbuang percuma, kopling set mesti menggunakan material yang tahan banting. Lantaran pengalaman Steven pada mobil terdahulu, hingga membuat gear box besutannya tadi jebol akibat tidak sanggup meladeni power berlebih. Itu sebabnya Reyner mengganti kopling set standar dengan ACT tipe heavy duty, untuk menghindari kejadian yang sama pada Yaris manual ini.
Sektor pengereman terutama roda depan ikut disempurnakan, agar mampu menghentikan laju kecepatan Yaris ini. Diamater cakram depan agak dilebarkan dengan mengganti piringan standar pakai Willwood 309 mm, dilengkapi kaliper 4 pot dari produk sejenis. Daya cengkeram brake pad juga dioptimalkan pakai Endless CC-RG50-800 derajat. (mobil.otomotifnet.com)