Bulan ke-2 2010 lalu, Yamaha Mio 2005 garapan H. Khairil jadi yang tercepat di kelas matik s/d 200 cc 4-tak. Kini kesuksesan itu kembali ditoreh di ajang Karawang Drag Bike 2011, Minggu (20/2) lalu.
Saat itu Mio yang ditunggangi Danni Tilil berhasil memecahkan rekor dengan best time 8,459 detik. Sementara ditunggangi Ayip Rosidi, rekornya makin tajam jadi 8,279 detik atau lebih cepat 0,18 detik dari tahun lalu. Hebat!
Yang spesial, tampaknya penajaman waktu tak berpengaruh dengan penggunaan rangka. Sebab waktu pakai joki Danni Tilil, rangka motor pakai tipe aluminium. Sedang dipakai Ayib Rosisi, rangka harus standar sesuai regulasi tahun ini.
“Nggak nyangka juga lebih cepat dari tahun lalu. Padahal targetnya harus sama dari tahun lalu. Apalagi bobot motor sekarang ini selisihnya hampir 10 kg. Suatu prestasi yang baik,” kaget Pak Haji yang juga bikin mesin.
Lucunya lagi, waktu ditanya kenapa bisa lebih cepat bapak ramah ini juga bingung. Namun sebagai perkiraannya, perubahan di sektor pipa knalpot serta lubang buang dan masuk jadi kunci utama kesuksesannya.
“Ada beberapa ubahan setingan dari tahun lalu. Tapi intinya semua diriset ulang,” ujar H. Khairil, juragan SKN MDRT (Setia Kawan Madura Racing Team) di Jl. Raya Bogor, Jakarta Timur saat buka rahasia setingan.
Paling signifikan diameter lubang pangkal pipa knalpot stainless semakin kecil dan lekukannya rata sampai ke belakang. Kata Pak Haji, dulu diameternya 28 mm dengan tebal 0,8 mm, sekarang jadi 25 mm tebal pelat 0,5 mm. Makanya kalau digeber abis, pangkal pipa tampak merah membara.
“Suhu di ruang bakar tinggi kalau sampai knalpot membara. Perubahan ini sangat berpengaruh di putaran atas. Itu karena pakai setingan spuyer lebih irit dari tahun lalu biar tenaga tidak ngedrop,” ujar bapak yang menyeting karbu PE28 pakai pilot-jet 45 dan main-jet 122.
Lalu aliran bensin masuk dapur pacu lewat klep diameter 31 mm (in) dan 28 mm (ex), geraknya diatur kem yang durasinya dipatok 264º (in) dan exhaust bermain di 263º. Alhasil, gas bakar di kompresi piston standar Tiger 63,5 mm dan dipadu stroke standar yaitu 57,9 mm. Total kapasitasnya pun jadi 183 cc.
“Pemakaian piston 63,5 mm yang dome-nya dibikin 2 mm itu, butuh penyesuaian kembali di kepala silinder. Mulai dari pemapasan head yang 0,8 mm untuk bisa bikin padat kompresi di ruang bakar,” bangga Pak Haji.
DATA MODIFIKASI
Ban : Eat My Dust
Pelek : TDR
Roller : Variasi 11 gram
Rasio : Kombinasi 16/42
CDI : Yamaha Fino
Saat itu Mio yang ditunggangi Danni Tilil berhasil memecahkan rekor dengan best time 8,459 detik. Sementara ditunggangi Ayip Rosidi, rekornya makin tajam jadi 8,279 detik atau lebih cepat 0,18 detik dari tahun lalu. Hebat!
Yang spesial, tampaknya penajaman waktu tak berpengaruh dengan penggunaan rangka. Sebab waktu pakai joki Danni Tilil, rangka motor pakai tipe aluminium. Sedang dipakai Ayib Rosisi, rangka harus standar sesuai regulasi tahun ini.
“Nggak nyangka juga lebih cepat dari tahun lalu. Padahal targetnya harus sama dari tahun lalu. Apalagi bobot motor sekarang ini selisihnya hampir 10 kg. Suatu prestasi yang baik,” kaget Pak Haji yang juga bikin mesin.
Lucunya lagi, waktu ditanya kenapa bisa lebih cepat bapak ramah ini juga bingung. Namun sebagai perkiraannya, perubahan di sektor pipa knalpot serta lubang buang dan masuk jadi kunci utama kesuksesannya.
“Ada beberapa ubahan setingan dari tahun lalu. Tapi intinya semua diriset ulang,” ujar H. Khairil, juragan SKN MDRT (Setia Kawan Madura Racing Team) di Jl. Raya Bogor, Jakarta Timur saat buka rahasia setingan.
Paling signifikan diameter lubang pangkal pipa knalpot stainless semakin kecil dan lekukannya rata sampai ke belakang. Kata Pak Haji, dulu diameternya 28 mm dengan tebal 0,8 mm, sekarang jadi 25 mm tebal pelat 0,5 mm. Makanya kalau digeber abis, pangkal pipa tampak merah membara.
“Suhu di ruang bakar tinggi kalau sampai knalpot membara. Perubahan ini sangat berpengaruh di putaran atas. Itu karena pakai setingan spuyer lebih irit dari tahun lalu biar tenaga tidak ngedrop,” ujar bapak yang menyeting karbu PE28 pakai pilot-jet 45 dan main-jet 122.
Lalu aliran bensin masuk dapur pacu lewat klep diameter 31 mm (in) dan 28 mm (ex), geraknya diatur kem yang durasinya dipatok 264º (in) dan exhaust bermain di 263º. Alhasil, gas bakar di kompresi piston standar Tiger 63,5 mm dan dipadu stroke standar yaitu 57,9 mm. Total kapasitasnya pun jadi 183 cc.
“Pemakaian piston 63,5 mm yang dome-nya dibikin 2 mm itu, butuh penyesuaian kembali di kepala silinder. Mulai dari pemapasan head yang 0,8 mm untuk bisa bikin padat kompresi di ruang bakar,” bangga Pak Haji.
DATA MODIFIKASI
Ban : Eat My Dust
Pelek : TDR
Roller : Variasi 11 gram
Rasio : Kombinasi 16/42
CDI : Yamaha Fino
tag : modifikasi yamaha mio 2010
modifikasi yamaha mio 2011
modifikasi yamaha mio sporti
modifikasi yamaha mio velg 17
modifikasi yamaha mio soul
modifikasi yamaha mio trail
modifikasi yamaha mio drag
modifikasi yamaha mio fino