JAKARTA - Besutan drag race harus mencerminkan sosok dan karakter yang identik dengan horsepower. Mau pakai mobil tahun lawas sekalipun, tak ada masalah. Bani Ismiarso berpendapat sama.
Pria jebolan perguruan tinggi di Australia ini memang sudah sejak lama menginginkan mobil pacu 402 meter yang memenuhi kriteria tadi. “Holden Torana seri LH produksi 1974 kayaknya pas banget,” jelas Bani. Sepertinya terpengaruh inspirasi saat kuliah di negeri Down Under.
SASIS DIPERKUAT
Alasannya, mobil buatan General Motors Australia ini tergolong kompak dan sanggup dijejali mesin besar. “Cuma ambil bentuknya saja karena bodi asli sudah tak dipakai,” jelas Partogi dari GE Racing, Pamulang-Banten.
Saat menjajal elapsed time pada ajang Achilles Corsa 3D di sirkuit Sentul, waktu terbaik di kelas FFA menembus 10,602 detik yang berakhir dengan podium ke-2.
“Ada beberapa pembenahan seperti engine management dan reinforced sasis biar mobil lebih anteng saat digeber,” terang Partogi yang berkolaborasi dengan Wisesa Motor di bilangan Radio Dalam, Jaksel.
Saat memilih sosok Holden Torana, sudah ready mesin V8 Chevrolet jenis small block berkapasitas 5.700 cc yang nantinya dibangun dengan spesifikasi 800 dk.
Buat ukuran dragster lawas, performa seperti ini jelas bikin geleng kepala. Apalagi kalau melihat spesifikasi secara rinci.
Komponen apa saja yang tertanam di blok mesin dengan 8 buah piston forged alloy buatan Wiseco ini? Mulai dari kepala silinder dulu deh.
Aluminium cylinder head merek Brodix ‘Track-1’ dilengkapi klep masuk dan buang stainless steel Ferrea berukuran besar (2,02 inci dan 1,6 inci).
Ditambah dengan roller rockers billet alloy Yella Terra yang masih impor dari Australia. Tak hanya itu, baut dan mur saja harus yang memiliki kemampuan tinggi. Produk seperti ARP, Lunati, Competition Cams dan Crane Cams diracik Togi.
Blok mesin pun mendapat porsi yang sama dengan menjejali komponen racing seperti piston Wiseco, setang piston Childs & Albert, damper kruk as Romac dan metal jalan-duduk Clevite 77 race bearings.
Bukannya apa-apa, biar jeroan mesin enggak ‘bubar jalan’ saat mesin ditembak Nitrous Oxide System (NOS) tipe Big Shot 500 dk bersamaan dengan race fuel dari karburator Holley 4150 (4-barrel 830 cfm).
Fokus selanjutnya adalah membuat sasis dan kaki-kaki kokoh untuk bisa menyalurkan tenaga besar dari transmisi matic Power Glide yang hanya 2 percepatan.
Konfigurasi kaki belakang memakai sistem 4-links fully adjustable buatan McDonald Bros. Gardan belakang shortened Ford 9-inch versi customized dan ban slick Mickey Thompson 33x15x15 inci bisa disetel sesuai kebutuhan.
Sepasang pelek belakang Weld racing billet wheels berukuran 15x15 inci terlihat kecil setelah terpasang dibalik sepatbor Torana. “Untuk pengereman memakai rem Wilwood,” papar Bani.
Bila perlu Deist parachute siap ditarik untuk mengurangi laju mobil saat melewati garis finish dengan kecepatan di atas 250 km/jam. Bicara kabin penumpang yang hanya muat satu orang ini, Togi yang meracik sasis tubing berbahan chromemoly 4130 secara total.
Mulai dari front chassis yang mengandalkan suspensi McPherson dan hub roda Holden Commodore. “Ini mobil bisa dibilang pipa berjalan karena Holden Torana hanya dibalut fiberglas dan pelat aluminium,” jelas Bani lagi. Artinya kekuatan mobil saat crash sangat mengandalkan konstruksi pipa seamless berbahan chromemoly 4130 tadi.
Jangan sampe deh! (mobil.otomotifnet.com)