JAKARTA - Semangat yang perlu ditiru untuk memperjuangkan sesuatu yang disukai. Karena kesenangannya untuk ikut drifting, dalam membangun tunggangan pun pantang menyerah. "Meski budget masih anak kuliahan," ujar Lucky Reza, pemilik Cefiro berkelir ungu ini. Tetapi meski tergolong ‘paket hemat' Cefiro nya ini masih tergolong tangguh untuk berlaga di beberapa ajang kompetisi drifting nasional.
Tanpa Mekanik
Nissan Cefiro memang paling diminati untuk drifting. Selain memiliki bodi cukup ideal, steering angle standarnya pun sudah besar sudutnya. Belum lagi parts kompetisinya cukup beragam, karena sama dengan komponen untuk Nissan Silvia S15, S13 atau S14, yang memang dirancang untuk adu kencang.
Berdasarkan hal itu, tak heran kalau Lucky pun tertarik memboyong Nissan dengan kode bodi A31 itu. "Mobil ini awalnya punya teman, masih dalam kondisi bagus, trus mempunyai mesin yang sudah enak untuk drifting," katanya.
Nissan Cefiro itu sudah menggendong mesin Nissan RB20DET. "Kondisi bodi pun enggak ada karatnya," ungkap lelaki yang ketika itu masih kuliah di Monash University, Australia itu. Jadi, boleh dibilang sudah tak perlu biaya perbaikan bodi dan beli mesin lagi. Pas dengan konsep paket hemat.
Berhubung masih kuliah di Negeri Kanguru, proses bangun mobil menjadi agak lama. "Maklum masih terpotong waktu kuliah," tukas mahasiswa jurusan automotive industrial design itu. "Bengkel pindah-pindah, tetapi terakhir di Best Autosport di Kemayoran untuk mesin dan Namura Hyan di Puri Kembangan, Jakbar untuk bodinya," jelas Lucky.
Paling unik, justru setelah mobil ini jadi. "Boleh dibilang segala sesuatunya dikerjakan sendiri," ungkap warga Taman Alfa Indah, Joglo, Jakbar itu. Memang, di berbagai ajang latihan maupun kompetisi, Lucky terlihat tak dikawal mekanik di paddocknya.
Jadi, dia membawa dongkrak sendiri, perkakas hingga beberapa parts cadangan. "Terkadang terpaksa menunggu dulu untuk mengerjakan komponen yang trouble," tukasnya. Seperti saat latihan di Sentul, terpaksa ia harus menonton teman-teman lain latihan, karena mur rodanya aus dan tak bisa dibuka.
"Nunggu mekanik dari bengkel di Kemayoran cukup lama," jelasnya. Tetapi itulah semangatnya. Di berbagai kondisi dia tetap mau mengusahakan agar bisa ikut ‘menari-nari' di atas Cefiro kesayangannya itu.
Sementara lainnya dari beberapa parts kompetisi adjustable arm dari HFM, Ace suspension coil-over shockbreaker pada keempat rodanya, lantas sway-bar di belakang dari Nissan Skyline R32.
Bicara gardan, LSD 2-way Kaaz disematkan pada gardan Nissan Skyline yang berisi final gear 4,3:1. Sementara sumber tenaga yang disalurkan ke roda, berasa dari mesin RB20DET yang sudah ada modifikasinya juga.
Penggunaan turbo hybrid dari compressor housing dari Mesin Nissan RB25DET dikawinkan dengan turbin housing dari Nissan RB20DET. Semuanya berasal dari turbo standar mesin-mesin tersebut.
Kemudian, intercooler Monsta, piping kit yang dirancang ulang, memperbesar arus udara dingin dari turbin yang disetting 0,8 Bar menuju ruang bakar.
Memang, masih banyak yang bisa dikembangkan lagi di tungganan Ungu ini. Namun, dengan kondisi dan semangat seperti ini, Lucky masih bisa melaju terus di ajang kompetisi nasional. Ayo siapa mau ikut jejaknya! (mobil.otomotifnet.com)
Tanpa Mekanik
Nissan Cefiro memang paling diminati untuk drifting. Selain memiliki bodi cukup ideal, steering angle standarnya pun sudah besar sudutnya. Belum lagi parts kompetisinya cukup beragam, karena sama dengan komponen untuk Nissan Silvia S15, S13 atau S14, yang memang dirancang untuk adu kencang.
Berdasarkan hal itu, tak heran kalau Lucky pun tertarik memboyong Nissan dengan kode bodi A31 itu. "Mobil ini awalnya punya teman, masih dalam kondisi bagus, trus mempunyai mesin yang sudah enak untuk drifting," katanya.
Nissan Cefiro itu sudah menggendong mesin Nissan RB20DET. "Kondisi bodi pun enggak ada karatnya," ungkap lelaki yang ketika itu masih kuliah di Monash University, Australia itu. Jadi, boleh dibilang sudah tak perlu biaya perbaikan bodi dan beli mesin lagi. Pas dengan konsep paket hemat.
Berhubung masih kuliah di Negeri Kanguru, proses bangun mobil menjadi agak lama. "Maklum masih terpotong waktu kuliah," tukas mahasiswa jurusan automotive industrial design itu. "Bengkel pindah-pindah, tetapi terakhir di Best Autosport di Kemayoran untuk mesin dan Namura Hyan di Puri Kembangan, Jakbar untuk bodinya," jelas Lucky.
Paling unik, justru setelah mobil ini jadi. "Boleh dibilang segala sesuatunya dikerjakan sendiri," ungkap warga Taman Alfa Indah, Joglo, Jakbar itu. Memang, di berbagai ajang latihan maupun kompetisi, Lucky terlihat tak dikawal mekanik di paddocknya.
Jadi, dia membawa dongkrak sendiri, perkakas hingga beberapa parts cadangan. "Terkadang terpaksa menunggu dulu untuk mengerjakan komponen yang trouble," tukasnya. Seperti saat latihan di Sentul, terpaksa ia harus menonton teman-teman lain latihan, karena mur rodanya aus dan tak bisa dibuka.
"Nunggu mekanik dari bengkel di Kemayoran cukup lama," jelasnya. Tetapi itulah semangatnya. Di berbagai kondisi dia tetap mau mengusahakan agar bisa ikut ‘menari-nari' di atas Cefiro kesayangannya itu.
Sementara lainnya dari beberapa parts kompetisi adjustable arm dari HFM, Ace suspension coil-over shockbreaker pada keempat rodanya, lantas sway-bar di belakang dari Nissan Skyline R32.
Bicara gardan, LSD 2-way Kaaz disematkan pada gardan Nissan Skyline yang berisi final gear 4,3:1. Sementara sumber tenaga yang disalurkan ke roda, berasa dari mesin RB20DET yang sudah ada modifikasinya juga.
Penggunaan turbo hybrid dari compressor housing dari Mesin Nissan RB25DET dikawinkan dengan turbin housing dari Nissan RB20DET. Semuanya berasal dari turbo standar mesin-mesin tersebut.
Kemudian, intercooler Monsta, piping kit yang dirancang ulang, memperbesar arus udara dingin dari turbin yang disetting 0,8 Bar menuju ruang bakar.
Memang, masih banyak yang bisa dikembangkan lagi di tungganan Ungu ini. Namun, dengan kondisi dan semangat seperti ini, Lucky masih bisa melaju terus di ajang kompetisi nasional. Ayo siapa mau ikut jejaknya! (mobil.otomotifnet.com)